Minggu, 15 Juni 2025
Ode to The Mets: Kekalahan yang Kita Banggakan
Selasa, 19 April 2022
Oh ya Allah, Aku Ingin Mencintaimu ala-ala Generasi Z
Hari
ini sedang malam-malam karena di luar gelap gulita, hanya bulan di sana berdiri
dengan cantik. Matahari sedang pulang kerja, istirahat di rumahnya. Sementara
aku belum tidur, mengetik-ngetikan jari di laptop ini. Mencoba menulis karena
entah harus apa lagi, hanya memuaskan dorongan untuk menceritakan apa yang
ingin diceritakan. Semoga saja terpuaskan, walau jujur aku dilahirkan bukan
untuk jadi alat pemuas.
Malam ini ditemani musikalisai puisi dari Jalaluddin Rumi yang entah mengapa aku tiba-tiba saja mengetik hal itu di kolom Youtube, lalu ku-klik saja salah satu pilihan yang menampilkan dua orang piawai ini meracik puisi indah itu. Lirik-liriknya diambil dari Ghazal—semacam bentuk puisi Arab—Rumi nomor 1499, 1497, 1496. Kalian mesti mendengarkannya, kalau mau. Rasanya seperti di Timur Tengah sana, seperti apa namanya ... fatamorgana.
Minggu, 21 Maret 2021
Deklarasi Kaum Kalah
(foto oleh @_ariken, diedit oleh Kaum Kalah)
Kami adalah katarsis bagi mereka yang merasa dibuang dari kawanannya, terhempas dan dikalahkan oleh sistem yang tak pernah adil memperlakukan manusia. Kami ada sebagai ruang bebas dan merdeka bagi mereka yang merasa terkucilkan dari tatanan sosial yang dibangun di atas bangkai-bangkai para pejuang kebebasan. Kami adalah nyala api yang siap membakar dengan riuh segala kemapanan-kemapanan yang memuakkan, kami tak pernah puas dengan status quo yang dipertahankan demi kekuasaan, kami adalah sang penghancur; para pembangkang yang tak pernah diam. Di tangan kami tergenggam sebuah botol mawar yang akan menyebarkan wanginya di setiap sudut kota, menghiasi jalanan dengan agitasi yang menamparmu alih-alih perkataan motivasi yang sekadar basa-basi orang berdasi. Kami adalah yang menaungi segala perasaan yang dialihkan demi keamanan, kami adalah pemberontakan, kami adalah pembebasan!